Tampilkan postingan dengan label KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 April 2013

TUJUAN DAN SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA DI DALAM KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI ( K3 )

Teknik Sipil - Tujuan Keselamatan Kerja
  • Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas.
  • Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja,
  • Sumber produksi diperiksa dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Syarat-syarat Keselamatan Kerja
Secara jelas dan tegas di dalam UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi oleh setiap orang atau yang menjalankan usaha, baik formal maupun informal ,dimanapun berada dalam upaya memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan semua orang yang berada dilingkungan usahannya.syarat-syarat keselamatan kerja seperti tersebut pada pasal 3 (1) UU keselamatan kerja dimaksud untuk:
  • Mencegah dan mnegurangi kecelakaan.
  • Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
  • Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang membahayakan.
  • Member pertolongan pada kecelakaan.
  • Memberi alat pelindung diri pada pekerja
  • Mencegah dan mengendalilkan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, aliran udara, cuaca, sinar radiasi, kebisingan dan getaran.
  • Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
  • Memperolah penerangan yang cukup dan sesuai.
  • Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udaya yang baik.
  • Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
  • Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
  • Menerapkan ergonomi ditempat kerja.
  • Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang dan barang.
  • Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
  • Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.
  • Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
  • Menyesuaikan dan mnyempurnakan pengamanan pada pekerjaa yang berbahaya, kecelakaan yang menjadi bertambah tinggi. ( UU No 1 tahun 1970 ).

Kamis, 07 Maret 2013

BAGAN FLOW CHART MANAJEMEN PROYEK UNTUK KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI ( K3 ) PADA MANAJEMEN PROYEK

FLOW CHART PENDAFTARAN ASTEK PADA MANAJEMEN PROYEK 




FLOW CHART WAJIB LAPOR DEPNAKER PADA MANAJEMEN PROYEK





FLOW CHART KECELAKAAN RINGAN PADA MANAJEMEN PROYEK





 
FLOW CHART KECELAKAAN BERAT PADA MANAJEMEN PROYEK 





 
FLOW CHART KECELAKAAN DENGAN KORBAN MENINGGAL PADA MANAJEMEN PROYEK

Minggu, 24 Februari 2013

PEKERJAAN STRUKTUR DALAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )

Salah Satu Contoh Pekerjaan Yang Mengabaikan K3
Teknik Sipil - Manajemen Pekerjaan Bekisting 
  1. Rute aman harus disediakan pada tiap bagian dari bangunan 
  2. Bagian bentuk perancah dari pendukung rangkanya bekisting yang menyebabkan tergelincir harus ditutup rapat dengan papan 
  3. Bentuk sambungan rangka bekisting menara harus direncanakan mampu menerima beban eksternal dan factor keselamatan harus diperhitungkan, 
  4. Titik-titik penjangkaran perancah gantung yang mendukung bekisting harus terpancang dan mempunyai daya tahan yg kuat 
  5. Perancah gantung yang digunakan pada bagian luar bangunan yang berbentuk cerobong harus dijangkarkan untuk menahan kekuatan angin 

Teknik Sipil - Manajemen Pekerjaan Pembesian 
  1. Pemasangan besi beton yang panjang harus dikerjakan oleh pekerja yang cukup jumlahnya, terutama pada tempat yang tinggi, untuk mencegah besi beton tersebut meliuk / melengkung dan jatuh 
  2. Pada waktu memasang besi beton yang vertical, pekerja harus berhati-hati agar besi beton tidak melengkung misalnya dengan cara mengikatkan bambu atau kayu sementara 
  3. Memasang besi beton di tempat tinggi harus memakai perancah, dilarang keras naik / turun melalui besi beton yang sudah terpasang 
  4. Ujung-ujung besi beton yang sudah tertanam harus ditutup dengan potongan bambu atau lainnya, baik setiap besi beton masing-2 atau secara kelompok batang besi, untuk mencegah kecelakaan fatal
  5. Bila menggunakan pesawat angkat ( kran / crane ) untuk mengangkat atau menurunkan sejumlah besi beton, harus menggunakan alat bantu angkat yang terbuat dari tali kabel baja ( sling ) untuk mengikat besi beton menjadi satu dan pada saat pengangkatan atau penurunan harus dipandu oleh petugas ( misal dengan memakai peluit ) 
  6. Pengangkatan atau penurunan ikatan besi beton harus mengikuti prosedur operasi pesawat angkat ( crane ) 
  7. Semua pekerja yang bekerja di tempat tinggi harus dilengkapi dan menggunakan sabuk pengaman, sarung tangan, sepatu lapangan , helm dan alat pelindung diri lain yang diperlukan 

Manajemen Pekerjaan Beton 
Secara umum, sebelum melakukan pekerjaan pembetonan , ada beberapa hal yang harus dilakukan / diperhatikan oleh pekerja antara lain :
  1. Pemeriksaan semua peralatan dan mesin yang akan digunakan 
  2. Pemeriksaan semua perancah / steiger , stut-2, ikatan penyangga dll 
  3. Apabila menggunakan peralatan concrete pump 
  4. Pada proses pelaksanaan penuangan beton 
  5. Menara atau tiang yang dipergunakan untuk mengangkat adukan beton ( concrete bucket towers ) harus dibangun dan diperkuat sedemikian rupa sehingga terjamin kestabilannya 
  6. Usaha pencegahan yang praktis harus dilakukan untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan selama pekerjaan persiapan dan pembangunan konstruksi beton 
  7. Sewaktu beton dipompa atau dicor, pipa-pipa termasuk penghubung atau sambungan dan penguat harus kuat 
  8. Sewaktu proses pembekuan beton ( setting concrete ) harus terhindar dari goncangan dan bahan kimia yang dapat mengurangi kekuatan 
  9. Sewaktu lempengan ( panel ) atau lembaran beton ( slab ) dipasang pada dudukannya. 
  10. Setiap ujung-ujung ( besi, kayu, bambu dll ) yang mencuat, harus dilengkungkan atau ditutup 
  11. Proses pengecoran harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjamin bekisting dan perancah dapat memikul / menahan seluruh beban sampai beton mengeras 

Manajemen Pekerjaan Shotcrete 
  1. Pekerja yang bertugas mengoperasikan alat penyemprot harus memakai APD yang cukup antara lain : masker pelindung pernafasan, kaca mata pelindung debu, sarung tangan dan sepatu karet 
  2. Campuran semen dapat menyebabkan penyakit kulit. Iritasi dan alergi dapat disebabkan oleh adanya kontak langsung dengan semen basah, dan apabila paparan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kulit terbakar. 

Manajemen Pekerjaan di Tempat Tinggi 

Manajemen Pekerjaan ditempat Tinggi-1 
  1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ditempat ketinggian ( >2m) beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain : 
  2. Menggunakan perancah ( scaffolding ) atau tangga besi permanen 
  3. Dilengkapi APD yang sesuai ( sabuk pengaman / safety belt ) untuk menjamin agar tidak terjatuh. Tali sabuk pengaman harus cukup pendek agar tinggi jatuh bebas tidak melebihi 1,5 meter 
  4. Harus dipersiapkan jalur yang aman sebelum memulai pekerjaan 
  5. Harus dipastikan tempat dudukan tangga tersambung aman dan papan dudukannya terpasang rapat untuk mencegah orang tersandung dengan barang-barang yang jatuh 
  6. Harus dipastikan bahwa daerah dibawahnya bersih dari reruntuhan dan barang-2 lain yang tidak diperlukan 
Manajemen Pekerjaan di tempat Tinggi-2 
  1. Jaring pengaman harus digunakan dan dipasang untuk mengantisipasi jatuhnya benda-2 yang dapat menimpa orang di bawahnya 
  2. Tangga harus dipasang dan dipastikan sudah terikat kuat dan aman pada bagian atasnya untuk mencegah pergerakan 
  3. Jangan memakai tangga yang dibuat sendiri yang tidak dapat dijamin mengenai kekuatan dan keamanannya 
  4. Jangan sekali-kali menggunakan tangga susun dan sejenisnya yang belum pernah diperiksa oleh petugas K-3 dan jika masih ragu-ragu, segera tanyakan kepada petugas K-3 
  5. Pasang pagar pembatas pada sekitar area kerja agar jangan ada orang yang tidak berkepentingan masuk / berada pada area kerja

Jumat, 22 Februari 2013

PEKERJAAN TANAH DALAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )

Teknik Sipil - Manajemen Umum
  1. Tanah / lahan merupakan pondasi alami dari konstruksi yang berdiri diatasnya. Pengetahuan mengenai sifat-2 fisik tanah, sangat berguna dalam menentukan metoda pencegahan terhadap bahaya yang mungkin akan terjadi 
  2. Pada dasarnya pekerjaan tanah terdiri dari : pekerjaan galian , pekerjaan timbunan & pemadatan , dan pekerjaan bawah tanah . 
  3. Jenis tanah umumnya dibedakan seperti :
    • tanah lempung basah, tanah lempung kering 
    •  tanah cadas 
    •  tanah pasir basah , tanah pasir kering 
    •  tanah krikil 
    •  tanah lumpur
  4. Sedangkan jenis tanah diberbagai daerah di Indonesia diantara nya dengan komposisi yang mempunyai kedalaman umumnya : 
    • lempung lembek, abu abu muda : 0 – 2 meter 
    • lempung lembek, abu abu kuning : 2 – 3 meter
    • lempung agak keras, coklat kemerahan : 3 – 7 meter
    • lempung keras, abu abu tua : 7 – 10 meter
    • pasir batu : 10 – 11 meter
    • pasir sedang padat : 11 – 12 meter
  5. Alat kerja : 
    • alat ringan seperti: cangkul, blencong, sekop, ganco dll
    • alat berat,misal : doser,loader,alat bor/drill,dump truk dll
  6. Tingkat potensi bahaya yang berbeda-beda 
  7. Untuk hal ini dibutuhkan tenaga operator yang terdidik dan terlatih dalam bidang manajemen K3 
  8. Pengaman dalam pekerjaan galian :
    • dinding penahan , perancah dan tangga kerja
    • pagar pengaman
    • sirkulasi udara yang cukup
    • penerangan yang cukup
    • sarana komunikasi
Potensi Sumber Bahaya Dalam Manajemen K3
  1. Pekerja tertimbun longsoran
    • Kondisi tanah : geologis, topografis, jenis tanah, lereng galian
    • Pengaruh air : air tanah, air permukaan, sumber air, piping dll
    • Alat berat / kendaraan yang digunakan : beban, getaran
  2. Pekerja tertimbun longsoran
  3. Pekerja tenggelam / terkena air banjir 
  4. Pekerja terkena sengatan aliran listrik 
  5. Pekerja menghirup gas beracun 
  6. Pekerja menghrup debu / kotoran 
  7. Pekerja tertimpa alat kerja /material 
  8. Pekerja terjatuh kedalam galian 
  9. Dll 
Persyaratan Rencana Penggalian Dalam Manajemen K3
  1. Lakukan penelitian terhadap :
    • keadaan tanah 
    • air tanah
    • jaringan utilitas dibawah tanah (listrik, air, gas )

  2. Tenaga kerja harus dilindungi dari bahaya tertimbun tanah 
  3.  Lampu & rambu–rambu dipasang untuk mencegah orang terjatuh 
Persyaratan Umum Pekerjaan Galian Tanah Dalam Manajemen K3
  1. Untuk tempat kerja di bawah tanah, setiap pergantian shift kerja, lakukan pemeriksaan. 
  2. Lakukan pemeriksaan seminggu sekali untuk
    • mesin-mesin
    • peralatan 
    • penyangga
    • jalan keluar dll 
  3.  Daerah kerja dibawah tanah yang berbahaya hrs dipagari 
  4. Buat sistem komunikasi ( sambungan telpon ) 
  5. Gunakan APD ( pakaian water proof, sepatu boot ) 
  6. Semua yang masuk terowongan harus dicatat dan diidentifikasi Buat ventilasi udara

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates